Selasa, 10 Mei 2011

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP PENYAKIT YANG DIDERITA ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SERANG TAHUN 2011.

BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang Masalah
                                                  Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh semua mahluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yangg spesifik. Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri yang sangat mendasar bagi keberadaan individu. Kecemasan dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, menghasilkan peringatan yang berharga dan penting untuk memelihara keseimbangan diri dan melindungi diri.
                                                    Orang tua merupakan unsur penting dalam perawatan, khususnya perawatan pada anak. Oleh karena anak merupakan bagian dari keluarga, maka perawat harus mampu mengenal orang tua sebagai tempat tinggal atau konstanta tetap dalam kehidupan anak (Wong. Perry and Hockenberry. 2002). Sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan, harus mampu memfasilitasi orang tua dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan keperawatan langsung, maupun pendidikan kesehatan yang diberikn pada orang tua untuk dapat melakukan perawatan pasca perawatan dirumah sakit. Selain itu, perawat harus memperhatikan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi orang tua yang dapat pola kehidupan anak selanjutnya. Faktor-faktor tersebut sangat menentukan perkembangan anak dalam kehidupan (Alimul.2005).

                                                              Kehidupan anak juga sangat ditentukan keberadaannya, bentuk dukungan dari orang tua, hal ini dapat terlihat bila dukungan orang tua yang sangat baik maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil, tetapi apabila dukungan orang tua kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak (Alimul. 2005).
                                                              Populasi anak yang dirawat di rumah sakit menurut Wong (2004), mengalami peningkatan yang sangat dramatis. Persentase anak yang dirawat di rumah sakit saat ini mengalami masalah yang lebih serius dan kompleks dibandingkan kejadian hospitalisasi tahun-tahun sebelumnya. Mc Cherty dan Kozak mengatakan hampir empat juta anak dalam satu tahun mengalami hospitalisasi (Lawrence J. Cit Hikmawati. 2003). Rata-rata anak mendapat perawatan selama enam hari. Selain membutuhkan perawatan yang spesial dibanding pasien lain, anak sakit juga mempunyai keistimewaan dan karakteristik tersendiri karena anak-anak bukanlah miniatur dari orang dewasa atau dewasa kecil. Dan waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak-anak 20-45% lebih banyak dari pada waktu untuk merawat orang dewasa (Speirs, cit Hikmawati 2003).
                                                              Menurut Supartini (2004) perawatan anak di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan stress, baik bagi anak maupun orang tua. Lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak. Pada anak yang di rawat di rumah sakit akan muncul tantangan-tantangan yang harus di hadapinya seperti mengatasi suatu perpisahan, penyesuaian dengan lingkungan yang asing baginya, penyesuaian dengan banyak orang yang mengurusinya, dan kerapkali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak yang sakit serta pengalaman mengikuti terapi yang menyakitkan.

                                                              Anak yang perlu melakukan adaptasi dari mulai lingkungan, ketidaknyamanan kondisi fisik dan ketidaknyaman pada proses perawatan, bentuk ketidaknyamanan yang dapat dilihat pada anak dari segi fisik seperti menangis, gangguan istirahat, sehingga anak sulit untuk dapat mencukupi kebutuhan nutrisinya, selain itu pada saat hospitalisasi yang dilakukan pada anak dirumah sakit pada umumnya sulit untuk dapat bersikap kooperatif sehingga intervensi hospitalisasi tidak tercapai secara maksimal, hal itu membuat keadaan fisik anak terganggu untuk dapat kembali pada keadaan normal.
                                                              Peran orang tua pada saat hospitalisasi mempunyai peran penting, seperti halnya dikatakan oleh para ahli bahwa peran orang tua pada saat hospitalisasi bagi anak dapat menjadi motivator bagi anak untuk dapat kooperatif saat hosptalisasi berlangsung, selain itu peran orang tua menurut para ahli pada saat hopitalisasi dapat menentukan perrtumbuhan dan perkembangan anak untuk dapat kembali pada keadaan stabil.
                                                  Namun pada saat anak bersikap tidak kooperatif  justru orang tua anak merasa cemas pada keadaan anaknya, kecemasan tersebut dapat terjadi karna tingkat penyakit yang diderita oleh anak memang cukup berat, atau kecemaan itu dapat timbul karna ketidaktahuan mengenai penyakit yang dideritanya sedangkan penyakit yang diderita mempunyai tingkat keparahan yang rendah.
                                                  Hospitalisasi yang dilakukan tentunya akan sangat terhambat ketika anak dan orang tua anak sama-sama tidak kooperataif, dari fenomena ini dapat menimbulkan keterbatasan gerak dari kedua pihak, tenaga medis sulit untuk mencapai intervensi dan orang tua pun semakin lama semakin merasa tidak diperhatikan secara maksimal sesuai dengan hak pasien yag dimilikinya.


                                                  Penelitian yang akan dilakukan pada orang tua anak untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan para orang tua anak saat hospitalisasi berlangsung, sehingga dapat diketahui gambaran tingkat kecemasan para orang tua pasien anak berdasarkan penyakit yang diderita berdasarkan karakteristik usia, pendidikan dan pekerjaan.
B.                 Perumusan Masalah
                                                  Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui sejauhmana gambaran tingkat kecemasan orang tua pasien terhadap penyakit yang di derita berdasarkan pendidikan, usia, pekerjaan, dan jenis kelamin di ruang Flamboyan RSUD Serang tahun 2011.
C.           Tujuan Penelitian
1.        Tujuan Umum
                                           Diketahuinya gambaran tingkat kecemasan orang tua terhadap penyakit yang di derita anak berdasarkan karakteristik di ruang Flamboyan RSUD Serang tahun 2011.
2.    Tujuan Khusus
                                                                     a.       Diketahui gambaran tingkat kecemasan orang tua pasien berdasarkan usia.
                                                                    b.       Diketahui gambaran tingkat kecemasan berdasarkan tingkat pendidikan orang tua anak.
                                                                    c.       Diketahui gambaran tingkat kecemasan berdasarkan pekerjaan orang tua anak.
                                                                    d.      Diketahui gambaran tingkat kecemasan berdasarkan jenis kelamin orang tua anak.
D.      Manfaat penelitian
                                                              Penelitian yang dilakukan diharapkan beberapa manfaat antara lain:
                                                       1.       Manfaat bagi peneliti
                                                           Peneliti dapat memperoleh pengalaman yang berharga mengenai tingkat kecemasan pada orang tua pasien anak.
                                                       2.       Manfaat Bagi Perawat
                                                                       Diharapkan hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat menjadi acuan atau dasar dalam melakukan tindakan keperawatan pada pasien anak.
                                                       3.       Manfaat bagi akademik
                                                                       Diharapkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan suatu acuan bagi akademik dalam meningkatkan pambelajaran hospiitalisasi pada pasien anak dan orang tua anak.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.    CEMAS
1.       PENGERTIAN KECEMASAN
Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh semua mahluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik.
Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri yang sangat mendasar bagi keberadaan individu. Kecemasan dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, menghasilkan peringatan yang berharga dan penting untuk memelihara keseimbangan diri dan melindungi diri.



2.      SUMBER-SUMBER KECEMASAN
1.      Pergaulan
2.      Kesehatan
3.      Anak-anak
4.      Kehamilan
5.      Menuju usia tua
6.      Goncangan dalam rumah tangga
7.      Pekerjaan
8.      Kenaikan pangkat
9.      Kesulitan keuangan
10.  Problem-problem
11.  Ujian-ujian
3.      TINGKAT KECEMASAN
   Menurut Peplau (dikutip oleh Maniy, 2003, dalam bukunya Psychiatric and Mental Health Nursing Certification) manifestasi kecemasan diidentifikasi kedalam empat tingkatan sebagai berikut :
a.        Kecemasan Ringan (Mild Anciety) yang ditandai dengan:
1)   Ketegangan dalam kehidupan sehari-hari sehingga seseorang menjadi waspada
2)     Meningkatkan lapangan persepsi individu
3)     Memotivasi individu untuk belajar
4)     Mamapu memecahakan masalah secara epektif
b.        Kecemasan sedang (Moderate Anciety) yang ditandai dengan :
1)   Penerimaan terhadap rangsangan dari luar menurun dan individu saat memperhatikan hal-hal yang menjadi pusat perhatiannya
2)   Belajar dengan pengarahan orang lain
3)   Lapangan persepsi menyempit
4)   Tidak dapat memprsepsikan semua lingkungan, fokus pada lingkungan kurang pada diri sendiri
5)   Lebih mampu memusatkan pada fakta atau peristiwa penting baginya
c.         Kecemasan berat (Severe Anciety) yang ditandai dengan :
1)   Semua perilakunya bertujun untuk meminta pertolongan dan memerlukan pengarahan yang lebih banyak untuk memfouskan pada area yang lain
2)   Lapangan persepsi sudah sangat menyempit
3)   Pusat perhatian pada detail yang kecil dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain
4)   Tidak mampu memecahkan masalah


4.       TANDA dan GEJALA CEMAS
a.       Individu sangat kacau sehingga sangat bahaya bagi diri sendiri maupun orang lain
b.      Kemampuan berhubungan dengan orang lain sangat menurun.
c.       Karena kehilangan kontrol individu tidak bisa mengerjakan sesuatu tanpa pengarahan
d.      Berpikir tidak teratur.
e.       Keadaan ini mengancam kehidupan dan jika berlangsung terus dapat berakhir dengan kematian
f.       Aktifitas fisik meningkat
g.      Tidak mampu bertindak, berkomunikasi, berfungsi secara epektif.

       Pengukuran kecemasan ini dapat diperoleh dari skor setiap resfonden yang di persentasikan dengan jumlah skor yang di harapkan berdasarkan persentassi tersebut ditetapkan penilaian sebagai berikuinggi, apabila persentasinyat:
1.      Rendah, apabila persentasinya 56-74%
2.      Sedang, apabila persentasinya 74-85%
3.      Tinggi, apabila persentasinya >85%

               Sebagaian besar kecemasan terjadi oleh beberapa faktor yang mempengerahui diantaranya:
1.      Umur
2.      Pekerjaan
3.      Pendidikan
4.      Jenis kelamin
B.     KRAKTERISTIK
1.        USIA
                   Usia atau umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat di lahirkan sampai saat berulaang tahun (Elizabeth, 2002). Menurut sulaiman (2005) umur yang di anggap optimal untuk mengambil keputusan adalah umur diatas 20 tahun karena umur kurang dari 20 tahun cenderung dapat mendorong terjadinya kebimbingan dalam mengambil keputusan atau memilih dan kurangnya pengalaman.
2.        PEKERJAAN
               Pekerjaan dapat di definisikan sebagai kegiatan yang dilakukan dan di perbuat. Pekerjaan merupakan kegiatan yang menyita waktu, karena pekerjaan bukanlah sumber ksenangan, tetapi merupakan mencari nafkah yang membosankan dan dilakukan berulang tapi banyak tantangan (einrich, 2001).

               Pada umumnya pekerjaan bukan hanya sekedar melakukan sesuatu yang sasarannya hanya menghasilkan penghasilan atau uang, melakukan sesuatu yang tidak menghasilkan sesuatupun pada umumnya dapat dilakukan sebagai pekerjaan diasumsikan sebagai salah satu hal yang dapat mempengaruhi suatu engetahuan sesorang.
3.        PENDIDIKAN
               Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan oleh seeorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Pendidikan berarti secara formal proses penyampaian bahan oleh pendidik kepada peserta didik guna mencapai perubahan perilaku.
            Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terutama dalam meningkatkan pengetahuan seseorang tentang sesuatu atau pun sebagian pengalaman hidupnya, menurut notoatmodjo(2003) lingkungan pendidikan di bedakan menjadi tiga yaitu :
a.         Pendidikan dalam keluaraga
b.         Pendidiikan dalam sekolah (SD, SMP, SMA, PT)
c.         Pendidikan dalam lingkungan masyarakat (Kursus, Bimbel)


4.        JENIS KELAMIN
            Jenis kelamin adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
5.        RUMAH SAKIT
               Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
6.        ORANG TUA
                   Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakanhasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapt membentuk sebuah keluarga.
7.        ANAK
            Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 thun atau belum pernah menikah. Secara alamiah terdapat tiga masayang dialami oleh seetiap orang sejak ia dilahirkan sampai ia dewasa.



a.       Masa tidak adanya kemampuan berfikir
      Masa ini dimulai sejak seseorang dilahirkan sampai usia tujuh tahun. Pada masa ini seseorang anak dianggap tidak mempunyai kemampuan berfikir. Pada masa ini apabila seseorang anak melakukan kesalahan maka anak tersebut tidak dikenakan hukuman, baik yang bersifat pidana ataupun pendidikan.

b.      Masa kemampuan berfikir yang lemah
      Masa ini dimulai sejak anak memasuki usia tujuh tahun dah berakhir pada usia dewasa.
      Pada masa ini seseorang tidak dikenakan pertanggung jawaban pidana atas kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Akan tetapi ia dapat dikenakanhukuman pengajaran. Pengajaran ini meskipun sebenarnya berupa hukuman juga, akan teatapi dianggap sebagai hukuman pengajaran dan bukan hukuman pidana.
c.       Masa berfikir penuh
      Masa ini dimulai sejak seorang anak mencapai usia dewasa, yaitu delapan belas tahun . pada masa ini seorang anak dikenakan pertanggung jawaban pidana atas semua kesalahan yang dilakukannya, apapun jenis macamnya.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A.      KERANGKA KONSEP
     Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh semua mahluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik.
                      Berdasarkan uraian pada bab II maka variabel dependent yang akan di teliti adalah tingkat kecemasan, sedangkan variabel independent yang akan di teliti adalah, umur, pekerjaan, pendidikan, dan jenis kelamin yang di anggap mempengaruhi tingkat kecemasan yang dijadikan variabel dependent.
Bagan 3.1
Kerangka konsep
Hhh    Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Jenis kelamin
uu
 
Tingkat kecemasan
 
        Variabel independent                                      Variabel dependent

 


B.        Definisi Operasional (Tabel 1.1)
No
Variabel
Definisi
Operasional
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
Skala
Ukur
1
Variabel
Independent

Umur
Lama hidup responden dilihat dari tahun lahir sampai dilakukan penelitian.
Wawancara
Kuesioner
0)      <20
1)      20-35
2)      >35
Rasio
2
Tingkat Pendidikan
Pendidikan formal terakhir yang didapat oleh orang tua
Wawancara
Kuesioner
0)      Rendah (SMP kebawah)
1)      Tinggi (SMA, keatas)
Ordinal
3
Pekerjaan
Suatu kegiatan yang dilakukan baik itu menghasilkan uang atau tidak
Wawancara
Kuesioner
1). Tidak bekerja (IRT, pelajar)
2). Bekerja (swasta, PNS, dll)
Nominal
4
Jenis Kelamin
Suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitass, emosional, antara laki-laki dan permpuan.
Wawancara
Kuesioner
1). Laki-laki
2). Perempuan
Nominal


5
Tingkat
Kecemasan
Suatu respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh semua mahkluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Wawancara
Kuesioner
1).Kecemasan ringan.
2).Kecemasan sedang.
3).Kecemasan berat.
Ordinal